A. Tujuan
1. Untuk
memperkirakan besarnya populasi hewan (ikan) dengan menerapkan metode Lincoln-Petersen.
2. Untuk
memperkirakan besarnya populasi hewan (ikan) dengan menerapkan metode Schnabel.
Populasi didefinisikan sebagai kelompok organisme
dari jenis yang sama, menduduki ruang atau tempat tertentu, memiliki berbagai
ciri atau sifat yang merupakan sifat dari individu di dalam kelompok itu.
Populasi memiliki beberapa sifat antara lain kelahiran, laju kematian,
perbandingan umur, kerapatan, kepadatan dan kecocokan genetik yang hanya dapat
dijumpai pada suatu populasi tersebut. Karakteristik dasar dalam populasi adalah besar populasi atau
kerapatan.
Kerapatan populasi ialah
ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang, yang umumnya
diteliti dan dinyatakan sabagai cacah individu atau
biomassa per satuan luas per satuan isi. Metode yang paling akurat untuk
mengetahui kerapatan populasi adalah dengan cara menghitung seluruh individu yang dimaksud atau dengan kata
lain sensus. Namun kondisi dan situasi alam atau lokasi penelitian sering
tidak memungkinkan pelaksanaan hal tersebut, terutama pada perhitungan hewanyang bergerak.
Perhitungan populasi dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu secara
langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung yaitu
dengan perkiraan besarnya populasi sedemikian rupa sesuai dengan sifat hewan
atau tumbuhan yang akan dihitung. Misalnya untuk sampling populasi rumput di
padang rumput dapat digunakan metode kuadrat rumput, untuk hewan-hewan besar
dapat dilakukan dengan metode track
count ataufecal count, sedangkan untuk hewan yang relatif
mudah ditangkap misalnya tikus, belalang atau burung dapat diperkirakan
populasinya dengan metode Capture Mark Release Recapture (CMMR).
Metode CMMR secara sederhana adalah menangkap hewan, menandai, melepaskan
dan menangkap kembali. Kadang-kadang ada beberapa hewan yang bersifat suka
ditangkap (trap happy) atau susah ditangkap (trap shy). Ada beberapa
asumsi dalam penerapan metode CMMR, antara lain:
·
Hewan yang
ditandai tidak terpengaruh oleh tanda dan tanda tidak mudah hilang
·
Hewan yang
ditandai harus tercampur secara homogen dalam populasi
·
Populasi harus
dalam sistem tertutup (tidak ada migrasi atau migrasi dapat dihitung)
·
Tidak ada
kelahiran atau kematian selama periode sampling
·
Hewan yang
ditangkap sekali atau lebih, tidak mempengaruhi hasil sampling selanjutnya
·
Populasi
disampling secara random dengan asumsi semua kelompok umur dan jenis
·
kelamin dapat
ditangkap serta semua individu mempunyai kesempatan yang sama untuk ditangkap
·
Sampling dilakukan dengan interval waktu yang tetap.
Dalam
menaksir jumlah populasi dapat digunakan 2 metode yaitu :
1.
Metode
Lincoln-Peterson
Indeks Lincoln-Peterson
juga disebut metode Mark and Recapture (juga dikenal sebagai Capture-Recapture)
yaitu metode penandaan dan penangkapan kembali. Metode ini umumnya digunakan
untuk penaksiran ukuran populasi, digunakan untuk menandai dalam satu
kesempatan dan mencatat populasi individu yang tertandai dalam penangkapan atau
pangambilan sampel pada ksempatan kedua (Anonim,2009).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan metode
Lincoln-Peterson :
· Aspek
reproduksinya.
Apakah kegiatan penangkapan tidak
mengganggu tingkah laku dan aktivitas reproduksinya?
· Pola
mortalitasnya
Apakah ada pengaruh penandaan
terhadap tingkah laku dan fungsi faal hewan?
· Pola
pergerakan musiman
· Teknik
penangkapan
2.
Metode Schnabel
Untuk
memperbaiki keakuratan metode Peterson (karena sampel yang diambil relatif
kecil), dapat digunakan metode Scnhnabel. Metode Schanabel selain membutuhkan
asumsi yang sama dengan metode Petersen, juga ditambahkan dengan asumsi bahwa
ukuran populasi harus konstan pada periode sampling yang berikutnya. Pada
metode ini, penangkapan, penandaan dan pelepasan kembali hewan dilakukan lebih
dari 2 kali. Untuk setiap periode sampling, semua hewan yang belum bertanda
diberi tanda dan dilepaskan kembali.
C.
Metode Penelitian
a.
Waktu dan Tempat
Praktikum
ini akan dilakukan di Kebun Wisata Pendidikan UNNES pada tanggal 8 November
2011.
b.
Alat dan Bahan
·
Jaring ikan
·
Kolam ikan
·
Ikan merah dan ikan hitam
·
Data Sheet
c.
Metode Pengambilan Data
1.
Metode Lincoln-Peterson
a.
Menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan
b.
Menangkap ikan secara acak dengan cara
menggarakkan jarring ikan dari ujung kolam satu ke ujung kolam lain.
c.
Menghitung jumlah ikan yang tertangkap
dan memasukkan datanya kedalam data sheet.
d.
Mengganti ikan yang tertangkap dengan
ikan yang berwarna lain (ikan merah) dengan jumlah yang sama
e.
Melepaskan ikan merah tersebut kedalam
kolam dan membiarkannya sampai ikan-ikan merah tersebut membaur dengan ikan
lain
f.
Menangkap ikan kembali secara acak
dengan cara yang sama seperti pada penangkapan pertama
g.
Menghitung jumlah seluruh ikan yang
tertangkap serta jumlah ikan (merah) yang tertangkap kembali
h.
Memasukkan data kedalam data sheet
2.
Metode Schnabel
a.
Menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan
b.
Menangkap ikan secara acak dengan cara
menggarakkan jarring ikan dari ujung kolam satu ke ujung kolam lain.
c.
Menghitung jumlah ikan yang tertangkap
dan memasukkan datanya kedalam data sheet.
d.
Mengganti ikan yang tertangkap dengan
ikan yang berwarna lain (ikan merah) dengan jumlah yang sama
e.
Melepaskan ikan merah tersebut kedalam
kolam dan membiarkannya sampai ikan-ikan merah tersebut membaur dengan ikan
lain
f.
Menangkap ikan kembali secara acak
dengan cara yang sama seperti pada penangkapan pertama
g.
Menghitung jumlah seluruh ikan yang
tertangkap serta jumlah ikan (merah) yang tertangkap kembali
h.
Memasukkan data kedalam data sheet
i.
Mengganti ikan (hitam) yang tertangkap
dengan ikan (merah) dengan jumlah yang sama
j.
Melepaskan ikan yang sudah ditandai
(diganti) kedalam kolam dan membarkannya sampai ikan-ikan merah tersebut
membaur dengan ikan lain
k.
Melakukan langkah “f-j” sampai lima kali
l.
Memasukkan data yang diperoleh kedalam
data sheet
d.
Metode Analisis Data
1. Metode Lincoln-Peterson
a)
Menentukan Besar Populasi Total
|
Dengan
:
N = Besar populasi total
M = Jumlah individu yang tertangkap pada
penangkapan pertama
n
= Jumlah individu pada penangkapan kedua, terdiri dari individu tidak bertanda
dan individu bertanda pada penangkapan pertama
R = Individu yang bertanda dari penangkapan
pertama yang tertangkap kembali pada penangkapan kedua
b)
Perhitungan Standar Error (SE)
|
Dengan
:
SE
= Standar error
M = Jumlah individu yang tertangkap pada
penangkapan pertama
n = Jumlah individu pada penangkapan kedua,
terdiri dari individu tidak bertanda dan individu bertanda pada penangkapan
pertama
R = Individu yang bertanda dari penangkapan
pertama yang tertangkap kembali pada penangkapan kedua
c)
Menentukan selang kepercayaan
Selang kepercayaan
didapat dari rumus :
|
Dengan :
N = Besar
populasi total
t = (df,α)
dengan nilai df (derajat bebas) ~ dan α (tingkat signifikan) sebesar 0,05
SE = Standar error
2. Metode Schnabel
a)
Menentukan Besar Populasi Total
Untuk menentukan
besarnya populasi total ikan dalam kolam, digunakan rumus :
|
Dengan
:
N = Besar populasi total
Mi = Jumlah individu yang tertangkap pada periode
ke-i ditambah periode sebelumnya
Ni = Jumlah individu pada periode ke-i
Ri = Jumlah
hewan yang tertangkap kembali pada periode ke-i
b)
Perhitungan Standar Error (SE)
Perhitungan
standar error digunakan untuk menghitung kesalahan baku pada waktu penarikan
sampel, untuk menghitung nilai SE digunakan rumus :
|
Dengan
:
SE = Standar error
N = Besar populasi total
Mi
= Jumlah individu yang tertangkap pada periode ke-i ditambah periode sebelumnya
Ni = Jumlah individu pada periode ke-i
k = Jumlah
periode sampling
c)
Menentukan selang kepercayaan
|
Dengan
:
N = Besar
populasi total
t =
(df,α) dengan df (derajat bebas)
~ dan α (tingkat signifikan) sebesar 0,05
SE
= Standar error
D.
Hasil PengamatandanAnalisis Data
1.
Metode
Linclon-Peterson
Periode
|
Jumlah individu tertangkap
|
Jumlah hewan yang tertangkap kembali
|
Jumlah hewan yang diberi tanda
|
1
|
9
(M)
|
-
|
9
|
2
|
19
(n)
|
8
(R)
|
11
|
N
= 21,375 = 21
Keterangan
:
N :
Besarnya populasi total
M : Jumlah individu yang tertangkap pada penangkapan pertama dan
diberi tanda
n :
Jumlah individu yang tertangkap pada penangkapan kedua,
terdiri dari individu yang tidak bertanda dan individu bertanda pada
penangkapan pertama
R :
Individu yang bertanda dari penangkapan pertama yang
tertangkap kembali pada penangkapan kedua
Rentang
:
a.
Jumlah maksimal
N ± t (SE)
21 ± 1,645 (1,92)
21 + 1,645 (1,92)
= 21 + 3,16
= 24,16
= 24
b.
Jumlah minimal
N ± t (SE)
21 ± 1,645 (1,92)
21 - 1,645 (1,92)
= 21 – 3,16
= 17,84
= 18
2.
Metode
Schnabel
Periode
|
Jumlah hewan sampel (ni)
|
Jumlah hewan yang tertangkap kembali (Ri)
|
Jumlah hewan yang diberi tanda
|
Jumlah akumulasi total hewan bertanda (Mi)
|
(ni.Mi)
|
1
|
19
|
-
|
19
|
-
|
-
|
2
|
9
|
1
|
8
|
19
|
171
|
3
|
12
|
1
|
11
|
27
|
324
|
4
|
10
|
4
|
6
|
38
|
380
|
∑ni = 50
|
∑Ri = 6
|
∑Mi = 38
|
∑(ni.Mi) = 875
|
Analisis
Data :
Keterangan :
N : Besarnya populasi total
Rentang :
a.
Jumlah minimal
N ± t (SE)
146 ± 1,645 (E)
146 + 1,645 (E)
b.
Jumlah maksimal
N ± t (SE)
146 ± 1,645 (E)
146
- 1,645 (E)
E.
Pembahasan
Kegiatan simulasi sampling biotik
yang dilakukan ini bertujuan untuk
melihat estimasi populasi ikan pada suatu kolam yang dibuat dengan ukuran 200x100x30 cm. Dalam pengambilan data yang dilakukan digunakan metode Capture, Mark, Release and Recapture
(CMRR). Metode CMRR dilakukan dengan menangkap ikan atau objek amatan, kemudian
menandai objek amatan yang tertangkap, kemudian melepas objek amatan yang telah
ditandai dan yang terakhir yaitu menangkap kembali objek amatan tersebut.
Alasan menggunakan metode tersebut karena hewan yang menjadi objek amatan
memiliki tingkat mobilitas yang tinggi. Pada penggunaan metode CMRR dilakukan
dengan dua cara yaitu Metode Lincoln-Peterson dan metode Schnabel. Perbedaan
kedua metode tersebut terletak pada banyaknya periode pengambilan sampel.
Metode Lincoln-Peterson menggunakan dua kali pengambilan sampel, sedangkan pada
metode Schnabel pengambilan sampel dilakukan dalam beberapa periode. Dalam
penerapan metode Lincoln-Peterson harus diperhatikan beberapa syarat seperti misalnya ikan yang
digunakan harus memiliki kesempatan yang sama untuk tertangkap, tidak terdapat
perbedaan rasio antar masing-masing jenis ikan dan yang terpenting yaitu
penyebaran ikan pada saat dilakukan penangkapan harus merata.
Berdasarkan hasil analisis dari data
pengamatan diketahui bahwa jumlah populasi total ikan dalam kolam tersebut memiliki
rentang antara 18-24 berdasarkan metode Lincoln-Peterson. Rentang tersebut
didapatkan dari hasil penjumlahan dan pengurangan jumlah populasi total yaitu 21
dengan standar error
yaitu 1,92 yang dikalikan dengan t tabel distribusi sebesar 1,645 dengan
tingkat kepercayaan 0,05 dan df tak terhingga. Standar Eror merupakan parameter
yang menunjukan berapa besar kesalahan yang dilakukan selama penangkapan ikan.
Standar eror yang dihasilkan tersebut tergolong kecil, sehingga dapat dikatakan
bahwa hasil pengamatan tersebut representatif.
Sedangkan pada penggunaan metode
Schnabel diperoleh rentang 146 - 1,645 (E) sampai dengan 146 + 1,645 (E).
Rentang tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan dan pengurangan jumlah
populasi total yaitu 146 dengan standar eror yaitu E yang dikalikan dengan t tabel distribusi sebesar 1,645 dengan
tingkat kepercayaan 0,05 dan df tak terhingga. Standar eror yang dihasilkan
tersebut tergolong kecil, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil pengamatan
tersebut representatif.
Hasil pada kedua metode tersebut sangat
berbeda jauh yaitu pada metode Lincoln-Peterson memiliki rentang 18<N<24
sedangkan pada metode Schnabel memiliki rentang 146 - 1,645 (E)<N<146 +
1,645 (E). Hal tersebut dapat dikarenakan rata-rata jumlah ikan yang tertangkap
pada kedua metode tersebut berbeda. Pada metode pertama secara berturut-urut
ikan yang tertangkap adalah 9 dan 19 sehinga rata-rata ikan yang tertangkap
adalah 14 ekor. Sedangkan pada metode kedua berturut-urut ikan yang tertangkap
adalah 19, 9, 12 dan 10 jika dihitung rata-ratanya adalah 12,5. Dengan adanya
perbedaan ini akan memberikan perbedaan pada perikiraan total ikan yang berada
di kolam.
Selain itu perbedaan nilai ahir
kedua metode tersebut dikarenakan perbedaan jumlah ikan yang terangkap kembali.
Pada metode Lincoln ikan yang tertangkap kembali sebanyak 8 ekor, sedangkan
metode schnabel ikan yang tertangkap kembali berjumlah 6 ekor. Akar tersebut
sangat tidak seimbang jika dihubungkan dengan banyak pengambilan ikan.
F.
Kesimpulan
1.
Perhitungan simulasi estimasi populasi ikan dalam kolam dengan menggunakan metode CMRR Lincoln-Peterson didapatkan jumlah
populasi 21dengan SE 1,92 dan rentang jumlah populasi ikan 18-24 ekor.
2.
Perhitungan simulasi estimasi populasi dengan menggunakan metode Schnabel didapat jumlah
populasi 146 dengan SE adalah E dan rentang jumlah populasi ikan {146
- 1,645 (E)} sampai dengan {146 + 1,645 (E)}.
G.
Daftar Pustaka
Fachrul,
Melati Ferinto. 2006. Metode Sampling
Bioteknologi. Jakarta : Bumi Aksara
Ngabekti,
Sri. 2006. Paparan Kuliah Ekologi.
Semarang : Jurusan Biologi FMIPA UNNES
Pipia. 2010.
Penghitungan Populasi. Online at Blog »
Blog Archive » Penghitungan Populasi.htm (diakses tanggal 4 Mei
2012)
Soegianto, Agoes. 1994. EkologiKuantitatif :MetodeAnalisisPopulasidanKomunitas. Surabaya :
Usaha Nasional
LAPORAN
IDENTIFIKASI ESTIMASI POPULASI IKAN DI
KEBUN WISATA PENDIDIKAN UNNES
Disusun untuk memenuhi Tugas Praktikum
Ekologi
Dosen Pengampu : Drs. Nugroho Edi
Kartiyono, M.Si
Drs. Bambang Priyono, M.Si
Disusun Oleh:
1.
Mahbub Masduqi (4411410021)
2.
Agus Susanto (4411410032)
3.
Angga Richayasa (4411410006)
4.
Vivin Lesandra Mulia (4411410009)
5.
Friessanti A. V (4411410013)
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2012
No comments:
Post a Comment