TARSIUS, MAMALIA
UNIK YANG DILINDUNGI
Disusun untuk Memenuh Tugas Mata Kuliah
Taksonomi Hewan
Dosen Pengampu : Bapak Bambang, Ibu Margareta,
Ibu Alimah
Disusun Oleh :
Mahbub Masduqi (4411410021/2010)
Khorisa Nasrulloh Z (4411410024/2010)
Erwin Firmansyah (4411410019/2010)
Muchammad Angga S (4411410004/2010)
Gilang Cahyanti P (4411410036/2010)
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2011
BAB
I
PENDAHULUAN
1. LATAR
BELAKANG
Tarsius
adalah binatang unik dan langka. Primata kecil ini sering disebut sebagai
monyet terkecil didunia, walaupun sebenarnya satwa ini bukanlah monyet.
Sedikitnya terdapat 9 jenis Tarsius didunia. 2 jenis di Filipina dan sisanya 7
Jenis lagi terdapat di Sulawesi, Indonesia. Tarsius yang paling terkenal adalah
tarsius yang berjenis Tarsius Tarsier (kera hantu) dan Tarsius Pumilus
(Kerdil). Ke 2 jenis ini terdapat di Indonesia.
Semua
jenis Tarsius termasuk hewan langka dan dilindungi. Tarsius beraktifitas hanya
pada sore dan malam hari sehingga disebut hewan nokturnal. Mangsa mereka adalah
serangga dan reptil kecil seperti burung dan kelelawar. Primata ini mempunyai
bererapa keunikan dibandingkan dengan primata atau hewan lainnya. Keunikan primata
yang mempunyai nama latin Tarsius
tarsier ini di antaranya matanya sangat besar,
lebih besar dari otaknya, kepalanya bisa berputar ke kanan dan ke kiri hingga
180 deraja, telinganya dapat digerakkan,
mampu melompat sejauh 3 meter dan anehnya lagi melahirkan dg cara bergantungan.
Tarsius
termasuk hewan yang luar biasa. Ia mampu melompat sejauh 3 m dri pohon satu ke
pohon lainnya. Tarsius layak dibilang primata mungil karena panjangnya sekitar
10-15 cm dgn berat 80 gram. Bahkan ada juga Tarsius yang hanya memiliki panjang
93-98 milimeter dgn brat 57 gram. Tarsius dapat dijumpai di Taman Nasional Batimurung
dan Hutan Lindung Tangkoko. Saat ini Tarsius hanya tersisa sekitar 1.800 ekor.
2. BATASAN
MASALAH
a. Klasifikasi
Tarsus
b. Morfologi
dan fisiologi tubuhnya
c. Keunikan
Tarsus
3. RUMUSAN
MASALAH
a. Bagaiman
klasifikasi Tarsus?
b. Bagaiman
bentuk dan fungsi tubuh dari Tarsus?
c. Bagaiman
keunikan Tarsus?
4. TUJUAN
a. Untuk
mengetahui klasifikasi Tarsus
b. Untuk
mengetahui morfologi dan fisiologi tubuhnya
c. Untuk
mengetahui keunikan Tarsus
BAB
II
HASIL
DAN PEMBAHASAN
1.
Morfologi
dan Klasifikasi Tarsus
Tarsius
tarsier (Binatang Hantu/Kera Hantu/Monyet Hantu) adalah suatu jenis primata kecil,
memiliki tubuh berwarna coklat kemerahan dengan warna kulit kelabu, bermata
besar dengan telinga menghadap ke depan dan memiliki bentuk yang lebar.
Nama Tarsius diambil karena ciri fisik
tubuh mereka yang istimewa, yaitu tulang tarsal yang memanjang, yang membentuk
pergelangan kaki mereka sehingga mereka dapat melompat sejauh 3 meter (hampir
10 kaki) dari satu pohon ke pohon lainnya. Tarsius juga memiliki ekor panjang
yang tidak berbulu, kecuali pada bagian ujungnya. Setiap tangan dan kaki hewan
ini memiliki lima jari yang panjang. Jari-jari ini memiliki kuku, kecuali jari
kedua dan ketiga yang memiliki cakar yang digunakan untuk grooming.
Tarsius memang layak disebut sebagai
primata mungil karena hanya memiliki panjang sekitar 10-15 cm dengan berat sekitar
80 gram. Bahkan Tarsius pumilus atau Pygmy tersier yang
merupakan jenis tarsius terkecil hanya memiliki panjang tubuh antara 93-98
milimeter dan berat 57 gram. Panjang ekornya antara 197-205 milimeter
Yang paling istimewa dari Tarsius adalah
matanya yang besar. Ukuran matanya lebih besar jika dibandingkan besar otaknya
sendiri. Mata ini dapat digunakan untuk melihat dengan tajam dalam kegelapan
tetapi sebaliknya, hewan ini hampir tidak bisa melihat pada siang hari. Kepala
Tarsius dapat memutar hampir 180 derajat baik ke arah kanan maupun ke arah
kiri, seperti burung hantu. Telinga mereka juga dapat digerakkan untuk
mendeteksi keberadaan mangsa.
Tarsius adalah makhluk nokturnal
yang melakukan aktivitas pada malam hari dan tidur pada siang hari. Oleh sebab
itu Tarsius berburu pada malam hari. Mangsa mereka yang paling utama adalah
serangga seperti kecoa, jangkrik, dan kadang-kadang reptil kecil, burung, dan
kelelawar. Habitatnya adalah di hutan-hutan Sulawesi
Utara hingga Sulawesi Selatan, juga di pulau-pulau sekitar
Sulawesi seperti Suwu, Selayar, dan Peleng. Tarsius juga dapat
ditemukan di Filipina. Di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Sulawesi
Selatan, Tarsius lebih dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan "balao
cengke" atau "tikus jongkok" jika diartikan kedalam Bahasa
Indonesia.
Sedikitnya terdapat 9 jenis Tarsius yang ada
di dunia. 2 jenis berada di Filipina sedangkan sisanya, 7 jenis terdapat di
Sulawesi Indonesia. Yang paling dikenal adalah dua jenis yang terdapat di
Indonesia yaitu Tarsius tarsier (Binatang Hantu / Kera Hantu) dan Tarsius
pumilus (tarsius kerdil, krabuku kecil atau Pygmy tarsier). Kesemua jenis
tarsius termasuk binatang langka dan dilindungi di Indonesia
Tarsius menghabiskan sebagian besar
hidupnya di atas pohon. Hewan ini menandai pohon daerah teritori mereka dengan urine. Tarsius
berpindah tempat dengan cara melompat dari pohon ke pohon. Hewan ini bahkan
tidur dan melahirkan dengan terus bergantung pada batang pohon. Tarsius tidak
dapat berjalan di atas tanah, mereka melompat ketika berada di tanah.
Tarsius
adalah primata dari genus Tarsius,
suatu genus monotipe dari famili Tarsiidae,
satu-satunya famili yang bertahan dari ordo Tarsiiformes. Meskipun grup ini dahulu kala memiliki penyebaran
yang luas, semua spesies yang hidup sekarang ditemukan di pulau-pulau di Asia Tenggara.
2. Anatomi dan fisiologi
Tarsius
bertubuh kecil dengan mata yang sangat besar; tiap bola matanya berdiameter
sekitar 16 mm dan berukuran sebesar keseluruhan otaknya.[5] Kaki belakangnya juga sangat panjang. Tulang tarsus di kakinya sangat panjang dan dari
tulang tarsus inilah tarsius mendapatkan nama. Panjang kepala dan tubuhnya 10
sampai 15 cm, namun kaki belakangnya hampir dua kali panjang ini, mereka juga
punya ekor yang ramping sepanjang 20 hingga 25 cm. Jari-jari mereka juga
memanjang, dengan jari ketiga kira-kira sama panjang debngan lengan atas. Di
banyak ujung jarinya ada kuku namun pada jari kedua dan ketiga dari kaki
belakang berupa cakar yang mereka pakai untuk merawat tubuh. Bulu tarsius
sangat lembut dan mirip beludru yang bisanya berwarna cokelat abu-abu, cokelat
muda atau kuning-jingga muda.[6]
a. Penglihatan
Semua jenis tarsius bersifat nokturnal, namun seperti organisme nokturnal lain beberapa individu
mungkin lebih banyak atau sedikit beraktivitas selama siang hari. Tidak seperti
kebanyakan binatang nokturnal lain, tarsius tidak memiliki daerah pemantul
cahaya (tapetum
lucidum)
di matanya. Mereka juga memiliki fovea, suatu hal yang tidak biasa pada
binatang nokturnal.
Otak tarsius berebda dari primata
lain dalam hal koneksi kedua mata dan lateral geniculate nucleus, yang merupakan daerah utama di talamus yang menerima informasi visual.
Rangkaian lapisan seluler yang menerima informasi dari bagian mata ipsilateral
(sisi kepala yang sama) and contralateral (sisi kepala yang berbeda) di lateral
geniculate nucleus membedakan tarsius dari lemur, kukang, dan monyet, yang
semuanya sama dalam hal ini.[7].
b. Tingkah
laku
Tarsius merupakan satwa insektivora, dan menangkap serangga dengan melompat pada serangga itu.
Mereka juga diketahui memangsa vertebrata kecil seperti burung, ular, kadal dan
kelelawar.[6] Saat melompat dari satu pohon ke pohon lain, tarsius bahkan
dapat menangkap burung yang sedang bergerak.[rujukan?]Kehamilan berlangsung enam bulan, kemudian tarsius melahirkan seekor
anak. Tarsius muda lahir berbulu dan dengan mata terbuka serta mampu memanjat
dalam waktu sehari setelah kelahiran. Mereka mencapai masa dewasa setelah satu
tahun. Tarsius dewasa hidup berpasangan dengan jangkauan tempat tinggal sekitar
satu hektar.
3.
Keunikan Tarsus
Keunikan dari Tarsius antar lain :
1.
Matanya sangat besar, lebih besar dari
otaknya
2.
Kepalanya bisa berputar kekanan dan
kekiri hingga 180 derajat
3.
Telinganya dapat digerakkan
4.
Ia mampu melompat sejauh 3 meter padahal
ukurannya sangat kecil
5.
Ia melahirkan dg cara bergantungan
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Tarsius merupakan mamalia yang unik
dan langka sehingga perlu dilestarikan keberadaannya. Apalagi melihat status
konservasi primata ini hampir terancam. Keunikan dari Tarsius di antaranya
adalah memiliki mata sangat besar, lebih besar dari otaknya, kepalanya bisa
berputar kekanan dan kekiri hingga 180 derajat, telinganya dapat digerakkan, mampu
melompat sejauh 3 meter padahal ukurannya sangat kecil dan melahirkan dg cara
bergantungan.
DAFTAR PUSTAKA
Brandon-Jones, D., Eudey, A. A.,
Geissmann, T., Groves, C. P., Melnick, D. J., Morales, J. C., Shekelle, M. and
Stewart, C.-B. 2004. Asian primate classification. International Journal
of Primatology 25(1): 97-164.
Niemitz, Carsten (1984). Macdonald,
D.. ed. The Encyclopedia of Mammals. New York: Facts on File.
hlm. 338–339. ISBN 0-87196-871-1.
Rosa MG, Pettigrew JD, Cooper HM
(1996) Unusual pattern of retinogeniculate projections in the controversial
primate Tarsius. Brain Behav Evol 48(3):121-129.
Zoo Biology 24:101-109 (2005)
Shekelle,
M. & Salim, A. (2008). Tarsius tarsier.
Daftar Merah Spesies Terancam IUCN
2008.
IUCN
2008. Diakses pada 1 January 2009.
omong-omong soal tarsius, di belitung agak sedikit beda loh guys.
ReplyDeleteTarsius Bancanus Saltator - The Ancient Primate from Belitung
page not found mas bro
ReplyDelete