Situs Sangiran Sragen Jawa Tengah
A. Tujuan
1.
Untuk memenuhi tugas
kuliah kerja lapangan mata kuliah Geologi.
2.
Untuk mengetahui lokasi
situs Sangiran di Sragen Jawa tengah.
3.
Untuk mengetahui
karakteristik batuan yang meliputi Geologi, Paleontologi, dan biologi serta
cirri-ciri spesifik dari batuan tersebut.
B. Landasan
Teori
Sangiran
adalah sebuah desa di kelurahana Krikilan Kecamatan Kalijambe, Kabupaten
Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Desa tersebut dikenal sebagai situs prasejarah
yang kaya dengan temuan fosil manusia dan hewan purba. Selain itu di Sangiran
juga banyak ditemukan alat-alat batu peninggalan manusia prasejarah yang dulu
pernah hidup disana.
Situs
Sangiran terletak kira-kira 15 km di sebelah utara kota Surakarta. Situs ini
luas arealnya kira-kira 6x15 km. sebagai suatu situs sebagian arealnya terletak
di wilayah kabupaten sragen, sebagian lagi terletak di wilayah kabupaten
Karanganyar.
Situs
ini pernah diteliti oleh berbagai ahli dengan latar belakang yang berbeda.
Disiplin Paleoantropologi dan Paleontologi memusatkan penelitian pada temuan
fosil-fosilnya, disiplin geologi pada struktur dan stratigrafinya.
Bentang
alam Sangiran secara umum dapat dibedakan atas satuan morfologi perbukitan dan
satuan morfologi dataran. Dalam bentang alam tersebut mengalir 2 buah sungai
besar yaitu kali Cemoro dan kali Ngrejeng. Kali Cemoro merupakan sungai
terbesar di daerah ini yang mengalir dari barat ke timur membelah sayap kubah
Sangiran sampai pusat kubahnya. Aliran sungai ini hamper memotong semua batuan
di tempat-tempat yang dilaluinya dari yang tertua sampai yang termuda. Sungai
besar lainnya yaitu kali Ngrejeng yang mengalir di daerah sangiran sebelah
utara. Sungai ini memotong sayap utara sebelah utara kubah Sangiran dan
membelah satuan breksi laharik formasi kabuh dan satuan batu lempung serta
Napal dari formasi Pucangan.
Satuan
morfologi dataran membentang disekeliling daerah Sangiran dan tersusun oleh
breksi laharik formasi Notopuro. Satuan dataran yang lain tersebar di
lembah-lembah kali Cemoro, kali Ngrejeng dan kali Kedungdowo. Satuan
litologinya berupa endapan alluvial.
Satuan
morfologi perbukitan tersebar mengelilingi daerah Sangiaran berupa bukit-bukit
kecil yang diselingi oleh dataran sempit. Satuan ini juga tampak pada
daerah-daerah tebing terjal yang merupakan perbatasan antara formasi Notopuro
dan formasi Kabuh.
Satuan
perbukitan yang lain terdapat pada bagian dalam kubah Saniran (Sangiran Dome).
Pada daerah ini satuan perbukitan telah tersingkap membentuk lembah yang luas.
Pada
bagian tengah kubah Sangiran terdapat sebuah bukit kecil yang terbentuk oleh
aliran lahar dari formasi Pucangan bawah. Di kanan kiri bukitb tersebut
terdapat cekungan yang berisi endapan lempung laut dari formasi kalibeng.
Stratigrafi
daerah Sangiran menurut GHR Von Koenigswald terbagi atas formasi Kalibeng,
formasi Pucangan, formasi Kabuh dan formasi Notopuro. Umur formasi-formasi
tersebut dari tua ke muda menurut J. Duyffjes adalah ; Kala Pliosen untuk
formasi Kalibeng, Kala Plestosen bawah untuk formasi Pucangan, Kala Plestosen
tengah untuk formasi Kabuh sampai Notopuro.
C. Data
1. Stasiun Pengamatan
Ke-1
·
Nama wilayah/desa/dusun
: Kecamatan Kalijambe , Kabupaten Sragen
·
Posisi Geografis :
dukuh Ngampon, desa Krikilan
·
Formasi : Pucangan
·
Umur Geologi : 1,8 juta
-900ribu tahun yang lalu (plestosen bawah)
Ø Karakteristik
( batuan : beku, sedimen, metamorf )
ü Geologi
:
a. Pelapisan
: Pucangan
b. Warna
: Abu-abu muda sampai tua, apabila lapuk berwarna hitam.
c. Struktur
: datar yang terdiri atas lapisan breksi vulkanik bawah dan lempung hitam.
ü Paleontologi
( paleobotany, paleozoology)
a. Paleobotany
: fosil pollen yang ditemukan antara lain : jenis Graminae, Cyperaceae,
Arboreae, Taxa, Choenopodiaceae, Taxodiaceae, Typhatsuga, Floshuetzia,
Myrtaceae, Rhizophora, Podocarpus, Castanosis, Pinus, Sparganium, Alnum dll.
b. Paleozoology
: didominasi binatang reptile, fosil-fosil mollusca laut seperti Anadara,
Balanus, Conus, murex, Archa, dan temuan gigi ikan hiu.
ü Biologi
Dulunya
formasi pucangan merupakan hutan bakau / rawa payau yang dibuktikan dengan
ditemukannya fosil molusca laut dan reptile.
Ø Karakteristik
spesifik / unik formasi
Terdapat
lempung mollusca yang membatasi antara lempung hitam dan lapisan breksi
vulkanik
2. Stasiun Pengamatan Ke-2
·
Nama wilayah/desa/dusun
: Kecamatan Kalijambe , Kabupaten Sragen
·
Posisi Geografis :
dukuh Ngampon, desa Krikilan
·
Formasi : Pucangan
·
Umur Geologi : 1,8 juta
-900ribu tahun yang lalu (plestosen bawah)
Ø Karakteristik
( batuan : beku, sedimen, metamorf )
ü Geologi
:
a. Pelapisan
: Pucangan
b. Warna
: lempung hitam dan lempung putih (diatome)
c. Struktur
: miring , karena pada saat pengerosian terjadi pengikisan dan penyempitan
lahan dari tenaga eksogen.
ü Paleontologi
( paleobotany, paleozoology)
a. Paleobotany
: fosil pollen yang ditemukan antara lain : jenis Graminae, Cyperaceae,
Arboreae, Taxa, Choenopodiaceae, Taxodiaceae, Typhatsuga, Floshuetzia, Myrtaceae,
Rhizophora, Podocarpus, Castanosis, Pinus, Sparganium, Alnum dll.
b. Paleozoology
: didominasi binatang reptile, fosil-fosil mollusca laut seperti Anadara,
Balanus, Conus, murex, Archa, dan temuan gigi ikan hiu.
ü Biologi
Dulunya
formasi pucangan merupakan hutan bakau / rawa payau yang dibuktikan dengan adanya
diatome yang merupakan ganggang laut yang membatu.
Ø Karakteristik
spesifik / unik formasi
Terlihat
pengendapan lapisan-lapisan secara bertahap dengan jelas.
3. Stasiun Pengamatan Ke-3
·
Nama wilayah/desa/dusun
: Kecamatan Kalijambe , Kabupaten Sragen
·
Posisi Geografis :
dukuh Ngampon, desa Krikilan
·
Formasi : Kalibeng
·
Umur Geologi : 2 juta -1,8
juta tahun yang lalu (pliosen)
Ø Karakteristik
( batuan : beku, sedimen, metamorf )
ü Geologi
:
a. Pelapisan
: kalibeng
b. Warna
: abu-abu kebiruan
c. Struktur
: datar
ü Paleontologi
( paleobotany, paleozoology)
a. Paleobotany
: ditemukan tumbuh-tumbuhan jenis : Melastomataceae, Rhizophara, Pandanus,
Palme, Calophyllus, Anacardiceae, Calamus, Caswarina, Arborsal euphorbiaceae,
Podocarpus mimosaceae, Gramineae, Cyperaceae dll
b. Paleozoology
: ditemukan fosil berupa foraminifera
dan mollusca laut.
ü Biologi
Dulunya
formasi kalibeng merupakan lautan dengan ditemukannya fosil foraminifera dan
molusca laut serta rasa air yang asin.
Ø Karakteristik
spesifik / unik formasi
Airnya
mengandung garam dan terdapat kubangan yang berisi air dengan PH=8 serta adanya gelembung-gelembung gas.
4. Stasiun Pengamatan Ke-4
·
Nama wilayah/desa/dusun
: Kecamatan Kalijambe , Kabupaten Sragen
·
Posisi Geografis :
dukuh Ngampon, desa Krikilan
·
Formasi : situs mad
volcano (Notopuro)
·
Umur Geologi : 1,9 juta
-1,7 juta tahun yang lalu (plestosen tengah)
Ø Karakteristik
( batuan : beku, sedimen, metamorf )
ü Geologi
:
a. Pelapisan
: Situs mad vulcano
b. Warna
: coklat keabu-abuan
c. Struktur
: tidak beraturan
ü Paleontologi
( paleobotany, paleozoology)
Tidak
ditemukan fosil
ü Biologi
Dulunya
formasi notopuro merupakan gunung merapi purba
dan merapu purba yang meletus dengan menyisakan material batuan
mengendap dan membeku di situs sangiran sehingga tidak ditemukan fosil hewan
dan tumbuhan.
Ø Karakteristik
spesifik / unik formasi
Terdapatnya batu asahan sebagai akibat dari
lahar dingin yang bercampur dengan lempung dan batuan.
5.
Stasiun
Pengamatan Ke-5
·
Nama wilayah/desa/dusun
: Kecamatan Kalijambe , Kabupaten Sragen
·
Posisi Geografis :
dukuh Ngampon, desa Krikilan
·
Formasi : Kabuh
·
Umur Geologi : 900ribu
-200ribu tahun yang lalu (plestosen tengah)
Ø Karakteristik
( batuan : beku, sedimen, metamorf )
ü Geologi
:
a. Pelapisan
: kabuh
b. Warna
: kuning
c. Struktur
: berlapis
ü Paleontologi
( paleobotany, paleozoology)
a. Paleobotany
: fosil pollen yang ditemukan antara lain : podocarpus, Graminae, Cyoeracae,
Myrtaceae, Cerpinus, Cardocarpus, Taxodiae, sedangkan spora yang ditemukan
berasal dari jenis Pteridophyta, Monolete, Trilete, Verucatosporite.
b. Paleozoology
: fosil elephantids, rhinoserus, bovidae, buaya, kura-kura, rattus dll.
ü Biologi
Formasi
kabuh merupakan daratan asli daerah sangiran yang dihuni oleh manusia purba
yaitu phytecantropus erectus, phytecantropus dubois dengan ditemukannya tulang
femur dan atap tengkorak serta ditemukannya fosil alat-alat batu oleh GHR Von
Koenigswald.
Ø Karakteristik
spesifik / unik formasi
Masih berupa daratan aslinya di daerah
sangiran dan merupakan dataran tertinggi di daerah sangiran
D. Pembahasan
1.
Formasi
Pucangan
Formasi ini terletak di dukuh Ngampon, desa
Krikilan, Kecamatan Klaijambe dan
Kabupaten Sragen. Formasi Pucangan ini terdiri dari dua satuan litologi
yaitu satuan breksi laharik dan satuan napal bercampur batu lempung. Ketebalan
formasi ini mencapai 157,5 m. sedang umur formasi ini adalah plestosen bawah (
1,8juta-900ribu).
Satuan breksi
laharik, terbentuk akibat pengendapan banjir lahar hujan yang diselingi
pengendapan sungai normal dilingkungan air payau. Ketebalan satuan ini berkisar
antara 0,7-46 m. satruan ini termasuk Formasi Pucangan Bawah, berumur Plestosen
Bawah. Kandungan fosil pada lapisan ini sangat jarang. Namun diantaranya
ditemukan sedikit fosil moluska laut jenis anadara, korbicula, dan murex.
Satuan napal dan batu lempung, termasuk Formasi Pucangan Atas, yang berumur
plestosen bawah. Satuan ini berwarna abu-abu muda sampai tua, yang bila lapuk berwarna hitam.
Ketebalan lapisan ini mencapai 113,5 m. pada satuan ini ditemukan tiga horizon
moluska laut yang bercampur dengan gigi ikan hiu, yang menandakan bahwa pada
masa itu pernah terjadi transgresi laut, meskipun mungkin kejadiannya sangat
singkat.
Moluska laut yang lain ditemukan berasosiasi dengan
kayu, belerang, peat, bulus dan buaya yang menunjukkan lingkungan payau-payau
tepi laut. Selain horizon moluska laut, ditemukan juga lapisan tanah
Diatome yang berwarna putih kecoklatan,
dengan penyebaran yang cukup lama.
2.
Formasi
Kalibeng
Formasi
ini terletak di dukuh Ngampon, desa Krikilan, Kecamatan Klaijambe dan Kabupaten Sragen. Umur formasi ini adalah
Pliosen (2 juta -1,8 juta tahun yang lalu). Persebaran Dormasi Kalibeng
ditemukan disekitar Kubah Sangiran, dan membentuk perbukitan yang landai.
Ketebalan formasi ini mencapai 126,5 m. satuan litologinya berupa lempung
abu-abu kebiruan setebal 107 m, pasir lanau setebal 4,2 – 6,9 m, batu gamping
balanus setebal 0 - 10,1M.
Pada formasi ini banyak ditemukan fosil-fosil
Foraminifera dan Moluska laut. Antara lain ditemukan : arca (anadara),
arcitectonica, lopha (alectryonia), Conus, Mirex, Chlamis, Pecten, Prunum,
Turicula, renella spinoca, anomia, arcopsis, linopsis, dan turitella acoyana.
Fosil-fosil tersebut merupakan ciri dari lingkungan pengendapan laut dangkal.
3.
Formasi
Notopuro ( mad volcano)
Formasi notopuro terletak secara tidak selaras
diatas formasi kabuh dengan ketebalan sekitar 47 M. satuan litologinya berupa :
kerikil, pasir, lanau, lempung, air tawar, lahar pumisan dan tuf. Lapisan lahaar
yang terkandung dalam lapisan ini, berdasarkan letaknya dibagi 3 yaitu :
lapisan lahar atas, lapisan lahar teratas dan lapisan pumiceatas. Berdasarkan
adanya lapisan lahar tersebut, formasi notopuro dibedakan menjadi 3 : formasi
notopro bawah, formasi notopuro tengah dan formasi notopuro atas.
Lapisan notopuro bawah dimulai lapisan lahar atas
sampai lapisan lahar teratas, dengan ketebalan antara 3,2- 2,89 M. Kandungan
litologinya berupa pasir tufan dengan kerikil fluvial, lanau, lempung, fragmen
kerikil andesit dan formasi tuf andesit.
Formasi notopuro tengah mulai muncul pada lapisan
lahar atas sampai lapisan lahar teratas, dengan ketebalan maksimum 20M. formasi
ini mengandung pasir bercampur kerikil
dan lanau tufan, kecuali pada lapisan lahar yang terletak didasar. Pada formasi
ini tidak ditemukan fosil mammalian sama sekali.
Formasi notopuro atas dimulai dari lapisan
pumiceatas secara tidak selaras terletak diatas formasi notopuro tengah dan
bawah, ketebalan formasi ini mencapai 25 M dan tersebar di daerah sangiran
sebelah utara dan daerah sangiran sebelah timur. Kandungan litologinya berupa
tuf dan bola-bola pumisan.
4.
Formasi
Kabuh
Formasi ini terletak di dukuh Ngampon, desa
Krikilan, Kecamatan Klaijambe dan
Kabupaten Sragen. Umur formasi ini adalah Plestosen atas sampai plestosen tengah (900ribu-200ribu
tahun yang lalu).
Formasi kabuh mempunyai ketebalan 5,8 – 58,6 M.
lapisan ini mempunyai kandungan litologi berupa lempung lanau , pasir, besi dan
kerikil. Satuan litologi tersebut ditemukan berselang- seling dengan lapisan
konglomerat dan batu lempung vulkanik (tuf). Dibawah lapisan ini ditemukan
lapisan batu pasir, konglomerat “calcareous” dengan ketebalan lebih dari 2M
yang merupakan ciri lingkungan transisi antara lautan dan daratan.
Lapisan tuf yang terkandung dalam formasi kabuh
dibedakan atas lapisan tuf bawah, tuf
tengah, dan tuf atas. Lapisan tuf bawah terletak pada formasi kabuh dengan
ketebalan 4,2 – 20 M, lapisan tuf tengah terdapat pada formasi kabuh dengan
ketebalan 5,8 – 20M, dan lapisan tuf atas pada formasi kabuh atas dengan
ketebalan 3,4-16M.
Kandungan fosil formasi kabuh meliputi hewan
vertebrata dan moluska air payau. Fosil vertebrata yang ditemukan antara lain :
bovidae, babi, buaya, bulus, banteng, gajah dan rusa. Sedang fosil moluska air
payau yang ditemukan meliputi astartea, melania, dan corbicula. Selain itu
ditemukan pula fosil cetakan daun.
E. Simpulan
dan Saran
Ø Simpulan
:
1. Situs
sangiran terletak disebuah desa di kelurahana Krikilan Kecamatan Kalijambe,
Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah.
2. Situs
Sangiran terletak kira-kira 15 km di sebelah utara kota Surakarta. Situs ini
luas arealnya kira-kira 6x15 km. sebagai suatu situs sebagian arealnya terletak
di wilayah kabupaten sragen, sebagian lagi terletak di wilayah kabupaten Karanganyar.
3. Berdasarkan
study lapangan mata kuliah geologi, dalam situs sangiran terdapat 5 formasi
antara lain : Formasi Pucangan Atas, Formasi Pucangan Bawah, Formasi Kalibeng,
Formasi Notopuro (mad vulkano) dan Formasi Kabuh.
Ø Saran
1. Alternative
jalan menuju masing-masing formasi sebaiknya diberi jalan khusus sehingga
pengunjung lebih mudah menjangkau formasi tersebut.
2. Untuk
panitia, menejemen waktunya dioptimalkan lagi.
3. Dalam
perjalanan menuju formasi kabuh, panitia sebaiknya menyediakan transportasi khusus
untuk pengunjung karena lokasi yang terlalu jauh.
F. Daftar
Pustaka
Moelyadi dan Widiasmoro. 1978. Laporan Penyelidikan Biologi Daerah Sangiran Jawa Tengah.
Yogyakarta : Bagian Tehnik Geologi Fakultas Tehnik UGM.
Soerdjono, R.P. ed. 1975. Jaman Prasejarah di Indonesia, Sejarah Nasional Indonesia I.
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Soerastopo
Hadisumarno. 1972. Geomorfologi
Pergunungan Kubah Sangiran Jawa, Indonesia. Reprinted from the journal ilmu
alam.
Widiasmoro.
1982. Lingkungan Pengendapan Formasi
Pucangan dan Kabuh, serta Hubungannya dengan Penafsiran Daerah Pemukiman
Phitecanthropus di Sangiran Jawa Tengah. Jakarta : Proyek Penelitian
Purbakala Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN
MATA KULIAH GEOLOGI
SITUS SANGIRAN SRAGEN JAWA TENGAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geologi
Disusun Oleh :
1. Ratih Devi Lestari : 4411410003
2. Khusniyyatul Muna : 4411410014
3. M. Angga saputra : 4411410004
4. Mahbub Masduqi : 4411410021
5. Eni Tri Hartanti : 4411410027
Rombel 01
Biologi, S1
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2011
searching tentang sangiran eh ketemu blog ini, salam konservasi UNNES :)
ReplyDeleteaku copy ya mas. dr kharisma bio edu 11 unnes
Indonesia memang kaya akan sejarah teman.
DeleteTerimakasih
JANGAN sombong
Hidup Adalah Perjuangan
Salam Konservasi... ya gak apa-apa semoga bermaaat
ReplyDeleteBob's
Assalamualaikum
ReplyDeleteMaaf mas , saya ijin lihat buat referensi yaa :)
makasiih :)
dari Amalia bio edu 12 UNNES
Assalamu'alaikum mas maaf mau minta ijin buat refernsi...terimakasih...Afni Bio edu 13
ReplyDeletemas aku cuplik juga ya laporannya..
ReplyDeletehehehe..