Jamur adalah
sekelompok organisme yang digabungkan dalam takson Kingdom Fungi berdasarkan
system Whittaker. Kingdom fungi mempunyai ciri khas yaitu bersifat heterotrof
yang mengabsorbsi nutrient dan memiliki kitin pada dinding selnya. Jamur dapat
bersifat saprotrop dengan mendapatkan nutrisi dari organisme lain yang mati,
bersifat parasit dengan mengisap nutrisi dari organisme hidup, atau dengan
bersimbiosis mutualisme dengan satu organisme. Produksi kitin, sejenis
polisakarida, adalah synapomorphy (sifat yang serupa) antara fungi,
choanoflagellata dan hewan. Hal ini menjadi bukti bahwa secara evolusioner,
fungi lebih dekat ke hewan dibandingkan tumbuhan. Tetapi fungi mempunya
penggunaan kitin yang berbeda dengan hewan. Hewan hanya memproduksi kitin pada
bagian tertentu, misalnya sebagai rangka luar, rambut atau kuku, sementara
fungi memiliki kitin sebagai pembentuk dinding pada seluruh selnya. Adanya
kitin juga membantu membedakan antara fungi dan eukariota lain, seperti
protista. Kingdom Fungi dapat dibagi menjadi 4 filum, yaitu Chytridiomycota,
Zygomycota, Ascomycota, and Basidiomycota. Masing-masing filum ini memiliki
anggota baik uniseluler maupun multiseluler. (Purves dan Sadava, 2003).
Jamur benang
atau kapang adalah golongan fungi yang membentuk lapisan jaringan miselium dan
spora yang tampak, tetapi tidak dapat membentuk badan buah yang makroskopis.
Misselium terdiri dari filament tubular yang tumbuh yaitu hifa. Antara
satu hifa dengan hifa yang lain biasanya dipisahkan oleh septa. Septa memiliki
pori-pori yang memungkinkan organel, bahkan terkadang nucleus, untuk lewat.
Beberapa hifa bersifat coenositik (memiliki banyak inti), dan tidak memiliki
septa. Hifa dapat memiliki beberapa modifikasi, seperti hifa reproduktif (untuk
berkembang biak), hifa nutritif (untuk menyerap nutrisi), rhizoid (untuk
menempel ke inang atau substrat), bahkan pada sepesies tertentu, hifa predasi
(berbentuk perangkap yang bisa menjebak nematoda kecil sebagai sumber nutrisi)
(Singleton dan Sainsbury, 2006).
Fungi dapat
berkembang biak baik secara seksual maupun aseksual. Perkembangbiakan secara
seksual terjadi ketika hifa dengan tipe perkawinan (mating type) yang berbeda
bersentuhan, kemudian melebur mebentuk zigot. Hifa fungi tidak dapat dibedakan
secara visual maupun morfologis menjadi jantan ataupun betina, hanya dapat
dibedakan menjadi tipe perkawinan berdasarkan struktur genetiknya.
Perkembangbiakan secara aseksual terjadi dengan cara membelah diri atau
terbelahnya hifa, atau dengan menyebarkan spora haploid (Schooley, 1997).
Rhizopus sp. adalah genus jamur benang yang termasuk filum
Zygomycota ordo Mucorales. Rhizopus sp. mempunyai ciri khas yaitu
memiliki hifa yang membentuk rhizoid untuk menempel ke substrat. Ciri lainnya
adalah memiliki hifa coenositik, sehingga tidak bersepta atau bersekat.
Miselium dari Rhizopus sp. yang juga disebut stolon menyebar
diatas substratnya karena aktivitas dari hifa vegetatif. Rhizopus sp.
bereproduksi secara aseksual dengan memproduksi banyak sporangiofor yang
bertangkai. Sporangiofor ini tumbuh kearah atas dan mengandung ratusan spora.
Sporagiofor ini biasanya dipisahkan dari hifa lainnya oleh sebuah dinding
seperti septa. Salah satu contohnya spesiesnya adalah Rhizopus stonolifer
yang biasanya tumbuh pada roti basi. (Postlethwait dan Hopson, 2006).
Mucor adalah
genus fungi yang berasal dari ordo Mucorales yang merupakan fungi tipikal
saprotrop pada tanah dan serasah tumbuhan. Hifa vegetatifnya bercabang-cabang,
bersifat coenositik dan tidak bersepta. Mucor berkembangbiak secara aseksual
dengan membentuk sporangium yang ditunjang oleh batang yang disebur
sporangiofor. Ciri khas pada Mucor adalah memiliki sporangium yang
berkolom-kolom atau kolumela (Singleton dan Sainsbury, 2006).
Penicillium
sp. adalah
genus fungi dari ordo Hypomycetes, filum Askomycota. Penicillium sp.
memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang disebut konidium.
Konidium berbeda dengan sporangim, karena tidak memiliki selubung pelindung
seperti sporangium. Tangkai konidium disebut konidiofor, dan spora yang
dihasilkannya disebut konidia. Konidium ini memiliki cabang-cabang yang disebut
phialides sehingga tampak membentuk gerumbul. Lapisan dari phialides yang
merupakan tempat pembentukan dan pematangan spora disebut sterigma. Beberapa
jenis Penicillium sp. yang terkenal antara lain P. notatum yang
digunakan sebagai produsen antibiotik dan P. camembertii yang digunakan
untuk membuat keju biru (Purves dan Sadava, 2003).
Aspergillus
sp., seperti Penicillium
sp., berasal dari ordo yang sama yaitu Hypomycetes. Aspergillus sp.
membentuk badan spora yang disebut konidium dengan tangkainya konidiofor. Aspergillus
sp. memiliki ciri khas yaitu memiliki sterigma primer dan sterigma sekunder
karena phialidesnya bercabang 2 kali. Salah satu contoh jamur ini adalah Aspergillus
orizae yang digunakan untuk pembuatan tempe dan Aspergillus flavus yang
memproduksi aflatoxin, zat karsinogenik terkuat yang pernah ditemukan
(Robinson, 2001).
Monilia sp. adalah genus fungi dari ordo
Hypomycetes, filum Askomycota. Sekarang nama genus Monilia tidak dipakai lagi
dan diganti dengan Candida. Candida sp. tergolong jamur tidak sempurna,
karena tidak memiliki siklus seksual yang jelas, walaupun analisis genom pada
spesies Candida albicans memiliki pengulangan yang mengindikasikan
kemungkinan siklus seksual. Bentuk Candida sp. menyerupai khamir walau
tergolong jenis jamur benang. Antara hifa satu dengan yang lainnya tiak berikatan
erat sehingga sel gampang terlepas dan membentuk tunas. Candida sp.
jarang membentuk misellium maupun konidium, dan bila ada, biasanya bersifat
rudimenter. Metode perkembangbiakan Candida sp. lebih didominasi cara
pertunasan. Candida sp. dapat ditemukan hidup saprotrof di tanah,
makanan, tanaman dan beberapa jenis hidup secara parasit di tubuh hewan atau
manusia, contohnya Candida albicans yang hidup di saluran kelamin
manusia. (Singleton dan Sainsbury, 2006).
Postlethwait
dan Hopson. 2006. Modern Biology. Holt, Rinehart and Winston. Texas.
Purves dan
Sadava. 2003. Life The Science of Biology 7th Edition.
Sinauer Associates Inc. New York.
Robinson,
Richard. 2001. Biology Macmillan Science Library. Macmillan Reference.
USA.
Schooley,
James. 1997. Introduction to Botany. Delmar Publisher. New York.
Singleton
dan Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology 3rd
Edition. John Wiley and Sons. Sussex, England.
No comments:
Post a Comment