Wednesday, July 11, 2012

KELAINAN-KELAINAN KROMOSOM

KELAINAN-KELAINAN KROMOSOM



Kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi 2, yaitu perubahan struktur kromosom dan perubahan jumlah kromosom.
  1. Perubahan struktur kromosom
    Perubahan struktur kromosom secara umum dapat disebabkan oleh 4 hal, yaitu delesi, duplikasi, inversi, dan translokasi.
  • Delesi
    Delesi atau defisiensi merupakan peristiwa hilangnya sebagian kromosom karena kromosom tersebut patah. Potongan kromosom yang tidak memiliki sentromer akan tertinggal dalam anafase dan hancur dalam plasma. Kromosom dapat patah di satu tempat dekat ujung kromosom sehingga bagian ujung kromosom terbuang (delesi terminal) atau dapat terjadi kepatahan di dua tempat , dan mengakibatkan hilangnya suatu segmen di bagian tengah kromosom (delesi interkalar). Jika delesi terjadi terlalu banyak, kehilangan gen biasanya mengakibatkan kematian dalam kandungan (maupun segera, setelah lahir), namun dalam beberapa kasus, bayi masih dapat hidup cukup lama, tetapi dengan kelainan-kelainan fenotip. Delesi kromosom dapat disebabkan oleh pemanasan, radiasi, virus atau bahan kimia. Kelainan-kelainan yang disebabkan oleh delesi pada kromosom adalah:
    a) cry du chat
    "Cri du chat" dalam bahasa Prancis berarti "teriakan kucing", dan kondisi itu dinamakan demikian karena membuat bayi yang terkena menangis bernada tinggi yang terdengar seperti suara seekor kucing. Tangisan ini terdengar segera setelah bayi lahir dan berlangsung selama beberapa minggu, kemudian menghilang. Sindroma ini ditemukan pada 1 diantara 20.000 dan 1 diantara 50.000 bayi. Sindroma Cri Du Chat (Sindroma Tangisan Kucing, Sindroma 5p) disebabkan oleh penghapusan bagian dari lengan pendek kromosom 5. Penyebab terjadinya penghapusan ini tidak diketahui, tetapi pada sebagian besar kasus, diperkirakan penyebabnya adalah hilangnya 1 keping kromosom 5 pada saat pembentukan sel telur atau sperma. Kasus lainnya terjadi karena salah satu orang tua membawa kromosom 5 yang telah mengalami translokasi (penyusunan ulang Individu).
Ciri-ciri:
  • Tangisan bernada tinggi seperti suara kucing
  • Berat badan lahir yang rendah dan pertumbuhan yang lambat
  • Kepalanya kecil (mikrosefalus)
  • Wajah asimetris dan mulutnya tidak dapat menutup rapat
  • Hidungnya lebar
  • Lehernya pendek
  • Hipertelorisme (kedua mata terpisah jauh)
  • Fissura palpebra (mata sipit ke bawah)
  • Mikrognatia (rahang kecil)
  • Letak telinga lebih rendah (mungkin bentuknya juga abnormal)
  • Skin tag di depan telinga
  • Di sela jari kaki maupun tangan terdapat kulit tambahan (seperti selaput) atau jari-jarinya menyatu - Simian crease (garis tangan pada telapak tangan hanya satu)
  • Keterbelakangan mental
  • Perkembangan kemampuan motoriknya lambat atau tidak lengkap
  • Sering disertai kelainan jantung.
b) Wolf-Hirschhorn syndrome
Kelainan ini disebabkan oleh penghapusan parsial dari lengan pendek kromosom 4. Individu yang mengalami kelainan Wolf-Hirschhorn syndrome memiliki ciri-ciri terhambatnya pertumbuhan, keterbelakangan mental yang mendalam, dan fitur wajah yang khas dengan luas hidung datar dan dahi yang tinggi.
c) Jacobsen syndrome
Sindrom Jacobsen, juga dikenal sebagai gangguan penghapusan terminal kromosom 11q. Hal ini dapat menyebabkan cacat intelektual, penampilan wajah yang khas, dan berbagai masalah fisik termasuk cacat jantung. Sindrom ini pertama kali diidentifikasi oleh dokter Denmark Petra Jacobsen, dan diyakini terjadi pada sekitar 1 dari setiap 100.000 kelahiran. Sindrom ini merupakan gangguan yang sangat langka.

  • Duplikasi
    Duplikasi ialah peristiwa bahwa suatu bagian kromosom mempunyai gen berulang, akibat pertambahan panjang suatu lengan kromosom. Adisi ditulis dengan tanda + (18q+). Adisi dapat  terjadi karena pertambahan materi yang sudah ada (berupa pengulangan). Peristiwa duplikasi dapat ditemukan pada lalat buah Drosophila melanogaster . Lalat normal bermata bulat, lalat mutan bermata sempit ('Bar') hasil dari duplikasi pada kromosom-X.

  • Inversi
    Kelainan ini jarang ditemukan.. Pada inversi, kromosom mempunyai urutan gen yang terbalik karena terjadinya perputaran kromosom 180 r yang membentuk loop, keludian loop tersebut putus dan bertaut kembali. Biasanya kelainan ini tifak menyebabkan perubahan fenotip. Inversi dapat dikategorikan menjadi Inversi Parasentrik bila sentromer diluar loop ketika inversi terbatas pada satulengan kromosom saja dan Inversi perisentrik bila sentromer di dalam loop. Ada 2 macam, yaitu :
  1. Inversi parasentris: sentromer terletak di samping bidang yang mengalami inversi
  2. Inversi perisentris : sentromer terletak pada bidang yang mengalami inversi

  • Translokasi
    Translokasi terjadi ketika sebagian segmen kromosom berpindah ke kromosom lain. Beberapamacam translokasi seperti translokasi G/G yaitu translokasi antara kromosom 22/21, atau translokasi D/G yaitu translokasi antara kromosom 14 atau 15 dengan kromosom 21. Dua per tigakasus translokasi diakibatkan fusi sentrik kromosom akrosentrik. Kariotipe kedua orangtua normal.Translokasi ini disebut translokasi Robertsonian. Bisa pula terjadi translokasi yang menimbulkanpertukatan 2 segmen kromosom timbal balik yang disebut translokasi resiprok.


  1. Perubahan jumlah kromosom.
    Secara umum perubahan jumlah kromosom ada 2, yaitu euploid dan aneuploid.
  • Euploidi
    Euploidi ialah suatu keadaan dimana jumlah kromosom yang dimiliki oleh sesuatu makhluk merupakan kelipatan dari kromosom dasarnya (kromosom haploidnya). Individunya disebut bersifat euploid. Banyak dijumpai pada tumbuhan, pada hewan dan manusia jarang karena menyebabkan kematian. Salah satu contoh: semangka tanpa biji.
    
Tipe Euploid
Jumlah Genom (n)
Komplemen Kromosom (ABC merupakan 1 genom)
Monoploid
Satu (n)
A B C
Diploid
Dua (2n)
AA BB CC
Triploid
Tiga (3n)
AAA BBB CCC
Tetraploid
Empat (4n)
AAAA BBBB CCCC
Pentaploid
Lima (5n)
AAAAA BBBBB CCCCC
Heksaploid
Enam (6n)
AAAAAA BBBBBB CCCCCC
Septaploid
Tujuh (7n)
AAAAAAA BBBBBBB CCCCCCC
dll

  • Aneuploidi
    Ialah suatu keadaan dimana suatu organisme kekurangan atau kelebihan kromosom tertentu. Individu disebut bersifat aneuploid. Biasanya disebabkan karena nondisjunction

Tipe
Formula
Komplemen Kromosom Dengan (ABC) Sebagai Set Haploid Kromosom
Disomi (normal)
2n
(ABC) (ABC)
Aneuploid:

2n-1

(ABC) (AB)
Monosomi
Nullisomi
2n-2
(AB) (AB)
Polisomi (ada tambahan kromosom)


2n+1


(ABC) (ABC) (C)
Trisomi
Dobel Trisomi
2n+1+1
(ABC) (ABC) (B)(C)
Tetrasomi
2n+2
(ABC) (ABC) (C) (C)
Pentasomi
2n+3
(ABC) (ABC) (C) (C) (C)

    
a) Sindroma Down (trisomi-21)
Trisoma 21 atau yang disebut sindroma Down adalah kelainan kromosom yang paling sering terjadi dengan frekuensi 1 dari 700 bayi lahir dan bahkan lebih sering terjadi pada ibu yang hamil pada usia (>35 tahun). Pada penderita sindroma Down terdapat tiga untai kromosom 21. Jumlah kromosom 21 yang berlebih ini mengakibatkan gejala-gejala seperti retardasi mental, kelainan jantung bawaan, berat badan bayi yang kurang normal, pendengaran dan penglihatan berkurang, otot-otot melemah (hipotonia) dan kecenderungan menderita kanker sel daerah putih (leukemia).
Ciri-ciri:
  • IQ rendah
  • tubuh pendek
  • kepala lebar
  • wajah membulat
  • kelopak mata memiliki lipatan epikantus mirip orang 'oriental'
  • mulut selalu terbuka
    Formula kromosom :
    • Perempuan = 47,XX, +21
    • Laki-laki = 47,XY, +21

b) Sindroma Trisomi-18 (Sindroma Edward's)
Trisomi 18 atau sindroma Edward disebabkan oleh adanya 3 untai kromosom 18 pada tiap sel penderita. Berlebihnya jumlah kromosom 18 ini jarang terjadi dengan frekuensi 1 dari 1500 bayi yang lahir dan gejalanya adalah retardasi mental berat, gangguan pertumbuhan, ukuran kepala dan pinggul yang kecil, dan kelainan pada tangan dan kaki.
Ciri-ciri :
  • kelainan pada banyak alat tubuh
  • telinga rendah
  • rahang bawah rendah
  • mulut kecil
  • tuna mental
  • ginjal dobel
  • tulang dada pendek
Hanya dijumpai pada anak2, pada dewasa tidak pernah karena mengakibatkan kematian

c) Sindroma Turner
Sindrom Turner (disebut juga sindrom Ullrich-Turner, sindrom Bonnevie-Ullrich, sindrom XO, atau monosomi X) adalah suatu kelainan genetik pada wanita karena kehilangan satu kromosom X.
Wanita normal memiliki kromosom seks XX dengan jumlah total kromosom sebanyak 46, namun pada penderita sindrom Turner hanya memiliki kromosom seks XO dan total kromosom 45. Hal ini terjadi karena satu
] kromosom hilang saat nondisjungsi atau selama gametogenesis (pembentukan gamet) atau pun pada tahap awal pembelahan zigot.
Ciri-ciri:
Wanita dengan sindrom Turner akan memiliki kelenjar kelamin (gonad) yang tidak berfungsi dengan baik dan dilahirkan tanpa ovari atau uterus. Apabila seorang wanita tidak memiliki ovari maka hormon estrogen tidak diproduksi dan wanita tersebut menjadi infertil. Namun, apabila seorang penderita sindrom Turner memiliki sel normal (XX) dan sel cacat (sindrom Turner/XO) di dalam tubuhnya, maka ada kemungkinan wanita tersebut fertil. Wanita dengan keadaan demikian disebutmosaikisme (mosaicism). Penderita sindrom Turner memiliki beberapa cenderung ciri fisik tertentu seperti bertubuh pendek, kehilangan lipatan kulit di sekitar leher, pembengkakan pada tangan dan kaki, wajah menyerupai anak kecil, dan dada berukuran kecil. Beberapa penyakit cenderung menyerang penderita sindrom ini, di antaranya adalah penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal dan tiroid, kelainan rangka tulang seperti skoliosis dan osteoporosis, obesitas, serta gangguan pendengaran dan penglihatan.
Sebagian besar penderita sindrom ini tidak memiliki keterbelakangan intelektual, namun dibandingkan wanita normal, penderita memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menderita keterbelakangan intelektual Sebagian penderita sindrom Turner memiliki kesulitan dalam menghafal, mempelajari matematika, serta kemampuan visual pemahaman ruangnya rendah. Perbedaan fisik dengan wanita normal juga membuat penderita sindrom Turner cenderung sulit untuk bersosialisasi.
Pada bayi tampak kecil, kaki dan tangan bengkak karena edema limfe, pterygium colli (kelebihan kulit leher), batas rambut belakang rendah, pada dewasa bentuk badan pendek, dan amenorrhea karena ovarium yang sangat kecil. Formula kromosom 45,XO

d) Sindroma Klinefelter
Penderita pria dengan ciri seperti wanita :
  • tumbuhnya payudara
  • pertumbuhan rambut kurang
  • lengan dan kaki ekstrim panjang sehingga seluruh tubuh nampak tinggi
  • suara tinggi seperti wanita
  • testis kecil
  • Genitalia eksterna tampak normal tetapi spermatozoa biasanya tidak dibentuk sehingga individu bersifat steril
    Formula kromosom : 47,XXY

e) Pria XYY
Ciri karakteristik :
  • Agresif
  • Suka berbuat jahat serta melanggar hukum
  • Abnormalitas pada alat genitalia luar dan dalam, namun tidak menimbulkan anomali pada tubuh

6 comments: