I. JUDUL
PENGARUH PERENDAMAN DALAM ASAM JAWA (Tamarindus indica L) TERHADAP PENURUNAN KANDUNGAN TIMBAL (Pb) DAGING SAPI TPA JATIBARANG
II. LATAR BELAKANG
Keamanan pangan asal ternak dalam dasawarsa terakhir mendapatkan perhatian yang cukup serius dari berbagai kalangan. Adanya perkembangan pola hidup manusia yang semakin kompleks, resiko pencemaran terhadap produk pangan asal ternak menjadi semakin tinggi. Pada sejumlah kota besar di Pulau Jawa, keterbatasan lahan dan tuntutan untuk mendapatkan mata pencaharian telah mendorong masyarakat untuk membudidayakan ternak dengan cara menggambalakan di TPA (Arifin dkk, 2005)
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai lokasi pemeliharaan ternak dikarenakan sampah dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak. Pemikiran masyarakat tersebut muncul dengan pertimbangan bahwa sampah organik yang dibuang masih mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Ternak yang dipelihara di area TPA sampah umumnya merupakan ternak kambing, dan sapi. Salah satu TPA yang menjadi tempat pemeliharaan ternak sapi adalah TPA Jatibarang Semarang.
Agus Suyanto dkk (2010) melaporkan bahwa daging potong sapi yang berasal dari budidaya di TPA Jatibarang Kota Semarang terdeteksi mengandung residu logam berat timbal (Pb) yang masih berada di bawah ambang batas standar Ditjen POM yaitu sebesar 2,0 ppm. Namun keberadaan logam timbal (Pb) di lingkungan akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan industri dan domestik yang semakin kompleks. Hal ini memungkinkan akumulasi logam timbal yang lebih besar di dalam daging sapi.
Daging sapi yang dikonsumsi akan mengakibatkan pemindahan timbal (Pb) yang ada di daging sapi berpindah ke tubuh manusia. Timbal (Pb) adalah logam yang bersifat toksik terhadap manusia, yang bisa berasal dari tindakan mengkonsumsi makanan, minuman, atau melalui inhalasi dari udara, debu yang tercemar Pb, kontak lewat kulit, kontak lewat mata, dan lewat parenteral (Widowati et al. 2008). Tingkat kontaminasi logam berat yang tinggi dalam tubuh manusia yang masuk lewat makanan yang dikonsumsi akan menyebabkan masalah kesehatan yang serius (Miskiyah 2011)
Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengurangi kandungan logam berat yang ada pada daging sapi di TPA Jatibarang karena apabila daging yang tercemar oleh logam berat ini dikonsumsi manusia dapat menimbulkan dampak keracunan. Salah satu cara yang mungkin dapat dilakukan untuk mengurangi kandungan logam berat adalah dengan perendaman menggunakan asam jawa (Tamarindus indica L).
Penurunan kadar logam berat pada kupang dapat dilakukan dengan penambahan sekuestran. Proses pengikatan logam merupakan proses keseimbangan pembentukan ion kompleks logam dengan sekuestran (senyawa pengkelat). Sekuestran potensial yang banyak terdapat di alam adalah asam jawa. Menurut Napitulu (2011) asam jawa mengandung 15% asam sitrat. Asam sitrat memiliki 3 gugus karboksilat sehingga daya ikatnya terhadap Pb sangatlah kuat jika dibandingkan dengan sekuestran yang lainnya
III. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah pengaruh perendaman dalam asam jawa terhadap penurunan kadar logam berat timbal dalam daging sapi?
2. Berapakah Konsentrasi asam jawa (tamarindus indica) yang efektif untuk menurunkan kadar Pb pada daging sapi?
IV. PENEGASAN ISTILAH
1. Sapi
Jenis sapi yang diternakkan di TPA sampah Jatibarang adalah sapi PO (Peranakan Ongole). Sapi PO merupakan hasil persilangan sapi India (Madras) dengan sapi Jawa
2. Logam Berat Pb
Timbal merupakan logam yang berwarna abu-abu, mempunyai titik didih 1620 oC dan titik leleh 327,5 oC, lunak dan dapat ditempa serta sukar menghantar arus listrik (Dewi, 2012)
3. Asam Jawa
Asam jawa merupakan salah satu tumbuhan tropis. Tanaman asam jawa tumbuh baik di daerah semi kering dan iklim muson basah, dapat tumbuh di kisaran tipe tanah luas. Suhu rata-rata 47 derajat celcius (doktergaul.com, 2012). Tanaman asam jawa (Tamarindus indica Linn.) dikenal masyarakat sebagai pohon rindang dan ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Di beberapa daerah digunakan sebagai pohon pelindung. Hampir seluruh bagian tanaman ini bermanfaat, kayunya dapat digunakan untuk bahan bangunan, buahnya yang masak sebagai bumbu masak atau makanan yang dicampur gula pasir atau obat yang terlebih dahulu dibuat asam kawak. Daunnya yang disebut ”sinom” dalam bahasa jawa juga digunakan sebagai sayur maupun obat. Secara empiris asam jawa digunakan untuk encok, borok, bisul, pencahar, demam, obat menggugurkan, radang dan pembersih logam. Dan dari informasi ternyata asam jawa mempunyai potensi untuk ekspor ke luar negeri (Sundari dan Wien, 2010).
V. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui pengaruh perendaman dalam asam jawa terhadap penurunan kadar logam berat timbal daging sapi
2. Mengetahui Konsentrasi asam jawa (tamarindus indica) yang efektif untuk menurunkan kadar Pb pada daging sapi
VI. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada khalayak umum untuk keamanan pangan serta memberikan referensi berkaitan metode penuruanan kadar logam berat timbal untuk penelitian selanjutnya.
PENGARUH PERENDAMAN DALAM ASAM JAWA (Tamarindus indica L) TERHADAP PENURUNAN KANDUNGAN TIMBAL (Pb) DAGING SAPI TPA JATIBARANG
II. LATAR BELAKANG
Keamanan pangan asal ternak dalam dasawarsa terakhir mendapatkan perhatian yang cukup serius dari berbagai kalangan. Adanya perkembangan pola hidup manusia yang semakin kompleks, resiko pencemaran terhadap produk pangan asal ternak menjadi semakin tinggi. Pada sejumlah kota besar di Pulau Jawa, keterbatasan lahan dan tuntutan untuk mendapatkan mata pencaharian telah mendorong masyarakat untuk membudidayakan ternak dengan cara menggambalakan di TPA (Arifin dkk, 2005)
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai lokasi pemeliharaan ternak dikarenakan sampah dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak. Pemikiran masyarakat tersebut muncul dengan pertimbangan bahwa sampah organik yang dibuang masih mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Ternak yang dipelihara di area TPA sampah umumnya merupakan ternak kambing, dan sapi. Salah satu TPA yang menjadi tempat pemeliharaan ternak sapi adalah TPA Jatibarang Semarang.
Agus Suyanto dkk (2010) melaporkan bahwa daging potong sapi yang berasal dari budidaya di TPA Jatibarang Kota Semarang terdeteksi mengandung residu logam berat timbal (Pb) yang masih berada di bawah ambang batas standar Ditjen POM yaitu sebesar 2,0 ppm. Namun keberadaan logam timbal (Pb) di lingkungan akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan industri dan domestik yang semakin kompleks. Hal ini memungkinkan akumulasi logam timbal yang lebih besar di dalam daging sapi.
Daging sapi yang dikonsumsi akan mengakibatkan pemindahan timbal (Pb) yang ada di daging sapi berpindah ke tubuh manusia. Timbal (Pb) adalah logam yang bersifat toksik terhadap manusia, yang bisa berasal dari tindakan mengkonsumsi makanan, minuman, atau melalui inhalasi dari udara, debu yang tercemar Pb, kontak lewat kulit, kontak lewat mata, dan lewat parenteral (Widowati et al. 2008). Tingkat kontaminasi logam berat yang tinggi dalam tubuh manusia yang masuk lewat makanan yang dikonsumsi akan menyebabkan masalah kesehatan yang serius (Miskiyah 2011)
Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengurangi kandungan logam berat yang ada pada daging sapi di TPA Jatibarang karena apabila daging yang tercemar oleh logam berat ini dikonsumsi manusia dapat menimbulkan dampak keracunan. Salah satu cara yang mungkin dapat dilakukan untuk mengurangi kandungan logam berat adalah dengan perendaman menggunakan asam jawa (Tamarindus indica L).
Penurunan kadar logam berat pada kupang dapat dilakukan dengan penambahan sekuestran. Proses pengikatan logam merupakan proses keseimbangan pembentukan ion kompleks logam dengan sekuestran (senyawa pengkelat). Sekuestran potensial yang banyak terdapat di alam adalah asam jawa. Menurut Napitulu (2011) asam jawa mengandung 15% asam sitrat. Asam sitrat memiliki 3 gugus karboksilat sehingga daya ikatnya terhadap Pb sangatlah kuat jika dibandingkan dengan sekuestran yang lainnya
III. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah pengaruh perendaman dalam asam jawa terhadap penurunan kadar logam berat timbal dalam daging sapi?
2. Berapakah Konsentrasi asam jawa (tamarindus indica) yang efektif untuk menurunkan kadar Pb pada daging sapi?
IV. PENEGASAN ISTILAH
1. Sapi
Jenis sapi yang diternakkan di TPA sampah Jatibarang adalah sapi PO (Peranakan Ongole). Sapi PO merupakan hasil persilangan sapi India (Madras) dengan sapi Jawa
2. Logam Berat Pb
Timbal merupakan logam yang berwarna abu-abu, mempunyai titik didih 1620 oC dan titik leleh 327,5 oC, lunak dan dapat ditempa serta sukar menghantar arus listrik (Dewi, 2012)
3. Asam Jawa
Asam jawa merupakan salah satu tumbuhan tropis. Tanaman asam jawa tumbuh baik di daerah semi kering dan iklim muson basah, dapat tumbuh di kisaran tipe tanah luas. Suhu rata-rata 47 derajat celcius (doktergaul.com, 2012). Tanaman asam jawa (Tamarindus indica Linn.) dikenal masyarakat sebagai pohon rindang dan ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Di beberapa daerah digunakan sebagai pohon pelindung. Hampir seluruh bagian tanaman ini bermanfaat, kayunya dapat digunakan untuk bahan bangunan, buahnya yang masak sebagai bumbu masak atau makanan yang dicampur gula pasir atau obat yang terlebih dahulu dibuat asam kawak. Daunnya yang disebut ”sinom” dalam bahasa jawa juga digunakan sebagai sayur maupun obat. Secara empiris asam jawa digunakan untuk encok, borok, bisul, pencahar, demam, obat menggugurkan, radang dan pembersih logam. Dan dari informasi ternyata asam jawa mempunyai potensi untuk ekspor ke luar negeri (Sundari dan Wien, 2010).
V. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui pengaruh perendaman dalam asam jawa terhadap penurunan kadar logam berat timbal daging sapi
2. Mengetahui Konsentrasi asam jawa (tamarindus indica) yang efektif untuk menurunkan kadar Pb pada daging sapi
VI. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada khalayak umum untuk keamanan pangan serta memberikan referensi berkaitan metode penuruanan kadar logam berat timbal untuk penelitian selanjutnya.